Takut gagal, takut miskin, takut cita-cita yang kita punya
tak bisa diraih. Cemas. Itu yang saya
rasakan saat ini.
Selanjutnya adalah stop overthinking. Mulai fokus kerja keras meraih cita-cita, bukan cita-citanya. Atau dengan kata lain, fokus pada prosesnya, tanpa berharap berhasil. Sebenernya ini yang paling susah, tapi menurut saya ini adalah mindet yang harus ada untuk menghilangkan overthingking.
Jadi kesimpulannya, ada 4 cara untuk menghilangkan overthingking.
Kalau temen-temen punya saran lain dalam menghadapi overthingking. Saya butuh saran yang membangun dari rekan-rekan. Kita hadapi overthingking bersama-sama. :)
Sering banget saya membanding-bandingkan kehidupan saya
dengan orang lain. Saya melihat banyak temen-temen memposting kesuksesannya di media
sosial. Instagram, facebook dan lain-lain.
Ada yang sudah jadi pengusaha sukses, ada yang sudah bekerja di posisi
yang tinggi, ada yang sudah punya rumah, ada yang dapet beasiswa kuliah di luar
negeri, ada yang sudah berhasil dapet duit dari akun youtubenya, dll. Apalagi kalau ada yang bermaksud pamer,
rasanya menyebalkan sekali. Lalu saya membandingkan kehidupan saya yang masih
hobi rebahan sambil melihat langit. Iri? Iya sih. Tapi gak apa, wajar. Asal
jangan sampai dengki.
Pernah gak temen-temen pernah stres memikirkan ‘bagaimana
saya di masa depan nanti?’ apa saya akan
jadi orang berguna atau cuma jadi beban orang lain?
Pernah gak temen-temen lelah mengkhawatirkan masa depan. Kalau temen2 merasa khawatir,
cemas atau overthingking yang saya
maksud, kalian gak sendirian. Saya juga merasakan kecemasan itu.
Mungkin temen-temen bisa menceritakan di kolom komentar,
kecemasan apa yang temen-temen rasakan menggunakan ‘nickname ‘ anonim.
Saya sedikit berbagi cerita mengenai kecemasan yang saya
rasakan.
Kecemasan terbesar yang saya rasakan sekarang adalah masih
belum tahu akan kerja dimana. Kemarin
saya udah coba tes CPNS. Singkat cerita saya gagal, padahal saya
memprioritaskan tes CPNS ketimbang tesis.
Sekarang, saya masih bertanya-tanya
pada diri sendiri. Skill apa yang sekarang harus saya tingkatkan. Saya ingin
konsisten kerja di satu bidang dan jadi ahli di bidang tersebut. Lalu uang yang saya kumpulkan saya pakai untuk
usaha. Entah usaha apa yang paling berpeluang pada masa itu. Tapi sampai sekarang, saya bingung harus
tingkatkan skill di bidang apa. Saya takut jika salah langkah dan akhirnya saya
harus banting stir karena menemukan hal yang menurut saya lebih baik.
Saya pernah kuliah. Tapi saya merasa jurusan yang saya ambil
tidak sesuai dengan hobi saya. Kadang, saya
mikir, ‘kenapa saya harus kuliah disana ya?’. Sepertinya saya salah ambil
jurusan itu. Pikiran itu sering muncul. Tapi saya jawab, semua proses yang dilewati
pasti gak ada yang sia-sia. Bisa aja
rezeki itu datang dari arah yang gak kita sangka.
Kecemasan akan masa depan seringkali muncul. Saya takut
tidak bisa jadi apa-apa. Saya takut ini
dan itu. Padahal masa depan adalah hal yang belum pasti. Kita sebenernya sama
sekali gak bisa prediksi masa depan itu seperti apa. Kita cuma menebak-nebak
bagaimana masa depan akan terjadi. Dan tebakan itu sama sekali gak bisa
dipastikan ketepatannya.
Cara mengatasi Overthingking versi saya
Walaupun cemas, saya tahu bagaimana cara menurunkan sifat overthinking, setidaknya dalam diri saya
pribadi. Kalau Kalian mengalami seperti apa yang saya alami. Silahkan baca
tips-tips saya dibawah ini.
Pertama-tama, saya
harus mengakui saya ini overthingking, cemas, atau berbagai macam
lainnya. Saya katakan saja kepada diri saya apa adanya kalau saya merasakan
cemas. Tenangkan diri, lalu bertanya, apa gunanya overthingking?
Lalu, kita juga perlu bertanya, apa sih faktor yang
menyebabkan overthingking. Saya pribadi overthingking karna takut dianggap
rendah orang lain. Jadi, saya takut jika saya tidak sukses, saya gagal, lalu
orang lain menganggap saya hanya sampah masyarakat. Saya takut kata orang. Itulah
yang saya fikirkan. Ini pentingnya ‘masa bodo’.
Maksud masa bodo disini bukan masa bodo ke masa depan, tapi
ke orang-orang yang gak ngerti kita. Yaudahlah mereka mau ngomong apa. Yang
penting kita gak ngerugiin mereka, itu aja sih.
Kalau kita lihat di youtube, sebenernya banyak konten
kreator yang masa bodo orang mau
nanggepin dia apa. Yang penting duit ngalir terus. Dan ironisnya duit
itu didapet dari orang-orang yang menonton untuk menghujat.
Mental masa bodo ini yang harus saya punya agar dapat
berhenti berfikir terlalu jauh.
Selanjutnya adalah stop overthinking. Mulai fokus kerja keras meraih cita-cita, bukan cita-citanya. Atau dengan kata lain, fokus pada prosesnya, tanpa berharap berhasil. Sebenernya ini yang paling susah, tapi menurut saya ini adalah mindet yang harus ada untuk menghilangkan overthingking.
Kita sudah masa bodo sama kata orang, Jadi kalo gagal
yaudah, gak apa. Kan yang terpenting kita sudah berusaha, berjuang, atau bekerja
keras. Biar Tuhan yang mengetahui kerasnya
usaha kita. Kalau memang hasilnya gak didapet di dunia, yah setidaknya di
akhirat akan ada balasannya. Jadi semua yang kita lakukan sebenernya gak ada
yang sia-sia.
Dan yang terakhir adalah bersyukur. Saya masih mempunyai
mata,tangan, kaki yang lengkap beserta tubuh yang masih sehat. Saya terlalu
sering melihat ke atas. Bahkan saya lupa kalau banyak orang-orang yang
kondisinya jauh di bawah saya dalam berbagai aspek. Saya harus merubah posisi
rebahan yang sebelumnya menghadap langit jadi menghadap tanah. Setidaknya mengucapkan alhamdulillah setiap
hari, menjadikan saya lebih bahagia dalam menjalani hidup.
Jadi kesimpulannya, ada 4 cara untuk menghilangkan overthingking.
1. Akui kalau kita memang cemas
2. Masa bodo akan kata orang lain
3. Kerja keras tanpa berharap berhasil
4. Bersyukur atas semua yang telah Tuhan berikan.
Kalau temen-temen punya saran lain dalam menghadapi overthingking. Saya butuh saran yang membangun dari rekan-rekan. Kita hadapi overthingking bersama-sama. :)
Aku terkesan kakak penulis ��
BalasHapus