jika menulis adalah sebuah Hobi, maka tak perlu alasan lagi mengapa saya menulis

Sabtu, 14 November 2015

Puisi: Setia Hati untuk Ibu Pertiwi

Setiap tapak adalah kepedihan
Setiap jejak hanyalah kesakitan
Cerita remaj
a
Tentang ba
tu-batu ganjalan yang berterbangan
Disambar petir dan awan hitam
Emosi adalah di saat air hujan dibakar api
Melukis tanah dengan darah
K
emerahan mencorengkan wajahnya
Wajah ibu
pertiwi
cerai lukis air matanya yang terbuang
Lima sila hidup sebagai hiasan upacara
Karna lagu biru ada sebagai nyanyian wajib di jalan raya
Lagu penghiatan kepada
sila ke tiga
Menggambarkan kehampaan otak kalian saat  bernyanyi Garuda di Dadaku
Padahal Pancasila terdapat di dada sang garuda




A
ku anak rumahan pemandang jendela dunia
A
ku bosan dimakan kegundahan
Tapi diluar berisi
petir dan hujan
Berlomba dengan dengan jeritan kalian
Mendengar kata hati
Setia bukan sekedar setia
Sambil berkata-kata aku cinta pada Negeri
Setia bukan tentang mulut sekedar berkata-kata
Semua tentang kasih perjalanan
Inilah setia hatiku

K
ata guruku
B
uku adalah jendela dunia
Apakah masa depanku ada di balik buku?
Saat kubuka tirai jendela
Secerca harapan mengganggu sukmaku
Menghias mimpiku dalam menghias duniaku
Inilah setia hatiku

Duniaku
Tentang cerah wajah ibu pertiwi
Penghapus dan pena adalah sahabat terbaikku
Saat kubersihkan air matanya
Dan Menghias wajahnya menjadi pelita
Cerah senyumnya membawa pelangi
Dunia indah yang dihias hati
Inilah setia hatiku
Share:

0 komentar:

Posting Komentar