jika menulis adalah sebuah Hobi, maka tak perlu alasan lagi mengapa saya menulis

Senin, 25 Mei 2020

‘OverThinking’ akan masa depan

Takut gagal, takut miskin, takut cita-cita yang kita punya tak bisa diraih. Cemas.  Itu yang saya rasakan saat ini.

Sering banget saya membanding-bandingkan kehidupan saya dengan orang lain. Saya melihat banyak temen-temen memposting kesuksesannya di media sosial. Instagram, facebook dan lain-lain.  Ada yang sudah jadi pengusaha sukses, ada yang sudah bekerja di posisi yang tinggi, ada yang sudah punya rumah, ada yang dapet beasiswa kuliah di luar negeri, ada yang sudah berhasil dapet duit dari akun youtubenya, dll.  Apalagi kalau ada yang bermaksud pamer, rasanya menyebalkan sekali. Lalu saya membandingkan kehidupan saya yang masih hobi rebahan sambil melihat langit. Iri? Iya sih. Tapi gak apa, wajar. Asal jangan sampai dengki.

Pernah gak temen-temen pernah stres memikirkan ‘bagaimana saya di masa depan nanti?’ apa saya  akan jadi orang berguna atau cuma jadi beban orang lain?

Pernah gak temen-temen lelah mengkhawatirkan  masa depan. Kalau temen2 merasa khawatir, cemas atau overthingking yang saya maksud, kalian gak sendirian. Saya juga merasakan kecemasan itu.
Mungkin temen-temen bisa menceritakan di kolom komentar, kecemasan apa yang temen-temen rasakan menggunakan ‘nickname ‘ anonim.

Saya sedikit berbagi cerita mengenai kecemasan yang saya rasakan.

Kecemasan terbesar yang saya rasakan sekarang adalah masih belum tahu akan kerja dimana.  Kemarin saya udah coba tes CPNS. Singkat cerita saya gagal, padahal saya memprioritaskan tes CPNS ketimbang tesis.

 Sekarang, saya masih bertanya-tanya pada diri sendiri. Skill apa yang sekarang harus saya tingkatkan. Saya ingin konsisten kerja di satu bidang dan jadi ahli di bidang tersebut.  Lalu uang yang saya kumpulkan saya pakai untuk usaha. Entah usaha apa yang paling berpeluang pada masa itu.  Tapi sampai sekarang, saya bingung harus tingkatkan skill di bidang apa. Saya takut jika salah langkah dan akhirnya saya harus banting stir karena menemukan hal yang menurut saya lebih baik.

Saya pernah kuliah. Tapi saya merasa jurusan yang saya ambil tidak sesuai dengan hobi saya.  Kadang, saya mikir, ‘kenapa saya harus kuliah disana ya?’. Sepertinya saya salah ambil jurusan itu. Pikiran itu sering muncul. Tapi saya jawab, semua proses yang dilewati pasti gak ada yang sia-sia.  Bisa aja rezeki itu datang dari arah yang gak kita sangka.  

Kecemasan akan masa depan seringkali muncul. Saya takut tidak bisa jadi apa-apa.  Saya takut ini dan itu. Padahal masa depan adalah hal yang belum pasti. Kita sebenernya sama sekali gak bisa prediksi masa depan itu seperti apa. Kita cuma menebak-nebak bagaimana masa depan akan terjadi. Dan tebakan itu sama sekali gak bisa dipastikan ketepatannya.


Cara mengatasi Overthingking versi saya
Walaupun cemas, saya tahu bagaimana cara menurunkan sifat overthinking, setidaknya dalam diri saya pribadi. Kalau Kalian mengalami seperti apa yang saya alami. Silahkan baca tips-tips saya dibawah ini.

Pertama-tama, saya  harus mengakui saya ini overthingking, cemas, atau berbagai macam lainnya. Saya katakan saja kepada diri saya apa adanya kalau saya merasakan cemas. Tenangkan diri, lalu bertanya, apa gunanya overthingking?

Lalu, kita juga perlu bertanya, apa sih faktor yang menyebabkan overthingking. Saya pribadi overthingking karna takut dianggap rendah orang lain. Jadi, saya takut jika saya tidak sukses, saya gagal, lalu orang lain menganggap saya hanya sampah masyarakat. Saya takut kata orang. Itulah yang saya fikirkan. Ini pentingnya ‘masa bodo’.

Maksud masa bodo disini bukan masa bodo ke masa depan, tapi ke orang-orang yang gak ngerti kita. Yaudahlah mereka mau ngomong apa. Yang penting kita gak ngerugiin mereka, itu aja sih.

Kalau kita lihat di youtube, sebenernya banyak konten kreator yang masa bodo orang mau  nanggepin dia apa. Yang penting duit ngalir terus. Dan ironisnya duit itu didapet dari orang-orang yang menonton untuk menghujat.

Mental masa bodo ini yang harus saya punya agar dapat berhenti berfikir terlalu jauh.

Selanjutnya adalah stop overthinking. Mulai fokus kerja keras meraih cita-cita, bukan cita-citanya. Atau dengan kata lain, fokus pada prosesnya, tanpa berharap berhasil. Sebenernya ini yang paling susah, tapi menurut saya ini adalah mindet yang harus ada untuk menghilangkan overthingking.

Kita sudah masa bodo sama kata orang, Jadi kalo gagal yaudah, gak apa. Kan yang terpenting kita sudah berusaha, berjuang, atau bekerja keras.  Biar Tuhan yang mengetahui kerasnya usaha kita. Kalau memang hasilnya gak didapet di dunia, yah setidaknya di akhirat akan ada balasannya. Jadi semua yang kita lakukan sebenernya gak ada yang sia-sia.

Dan yang terakhir adalah bersyukur. Saya masih mempunyai mata,tangan, kaki yang lengkap beserta tubuh yang masih sehat. Saya terlalu sering melihat ke atas. Bahkan saya lupa kalau banyak orang-orang yang kondisinya jauh di bawah saya dalam berbagai aspek. Saya harus merubah posisi rebahan yang sebelumnya menghadap langit jadi menghadap tanah.  Setidaknya mengucapkan alhamdulillah setiap hari, menjadikan saya lebih bahagia dalam menjalani hidup.

Jadi kesimpulannya, ada 4 cara untuk menghilangkan overthingking.
1. Akui kalau kita memang cemas
2. Masa bodo akan kata orang lain
3. Kerja keras tanpa berharap berhasil
4. Bersyukur atas semua yang telah Tuhan berikan.

Kalau temen-temen punya saran lain dalam menghadapi overthingking. Saya butuh saran yang membangun dari rekan-rekan.  Kita hadapi overthingking bersama-sama. :)


Share: