Buat temen-temen yang Belum tahu
Universitas Pertahanan(Unhan) itu dimana ,tempat itu ada di Kawasan IPSC
(Indonesia Peace and Security Center), Sentul, Kab.Bogor Indonesia. Cari di
Google Maps, pasti ketemu. Sekitar 50km Dari rumah saya Cililitan, Jaktim. Saya
pernah coba pesen Go-jek ke Unhan, tapi aplikasinya bilang,”Biar Driver tidak
masuk angin, jarak maksimal kami 25 km, ya.” -.-‘
BTW, saya alumni mahasiswa magister S2 Universitas Pertahanan, program studi Teknologi Penginderaan, Fakultas Teknologi Pertahanan.
Dulu saya juga pernah coba pesen
Go-jek, Set lokasi jemput Jakarta, lokasi tujuan ‘Unsoed’, ternyata juga gak
bisa. Nah bagi temen-temen yang gak tahu Unsoed dimana, Unsoed itu di
Purwokerto Jateng. Jadi buat temen-temen
yang ingin mudik dari Jakarta ke Jateng, gausah coba pesen pake aplikasi Go-jek,
pasti gak bisa. Tapi kalau dari Jateng ke Jakarta, gak tau pake gojek bisa apa
ngak?
Akhirnya saya putuskan untuk
berpetualang sendirian menggunakan motor. Pastinya Ke Unhan bukan ke Unsoed. Perjalanan
memakan waktu sekitar 1 setengah jam.....
Unhan itu kan
Universitas berbasis bela negara,
sebelum lanjut ke cerita masuk Unhan, saya mau promosi
channel youtube tentang animasi yang membahas apa itu
bela negara dan
sejarah bela negara. Kalo kamu mau masuk Unhan, kamu juga harus paham apa itu bela negara. Kunjungi channel saya. Jangan lupa subscribe dan share, mungkin suatu hari saya akan bahas tentang unhan dalam channel tersebut :) .
Lanjut yah. Bersadarkan PengalamanTes/Seleksi di Unhan berikut merupakan tahapan tes demi tes masuk Unhan. Semoga ini juga jadi tips untuk lolos beasiswa unversitas pertahanan.
TAHAP 1/4: Seleksi Administrasi
Tekadkan untuk fokus masuk Unhan.
26 November 2017-Unsoed
Purwokerto, masa perkuliahan s1 sudah selesai.
Yudisium juga sudah terlaksana 5 hari yang lalu. Tinggal tunggu wisuda,
ijazah,transkrip nilai dsb. Tapi Satu hal yang masih mengganjal, nanti kalau
sudah lulus mau kemana? Ortu nyaranin jadi PNS karna PNS masa tuanya dijamin.
Tapi masih kurang sreg juga kalo langsung tes CPNS. Inginnya saya kerja di luar
kota dimana aja gitu. Waktu itu belum kepikiran S2, kalaupun s2 pengennya cari beasiswa
(S1 udah bebanin ortu, masa S2 pake duit ortu lagi). Beasiswa LPDP? Pernah
sempet baca dan nonton youtube tentang beasiswa LPDP. Menarik. Tapi waktu itu
belum dibuka pendaftaran beasiswa LPDP.
Terus juga ‘katanya’ Tes Toefl syarat beasiswa LPDP memakan biaya yang
gak murah. Hal tersebut membuat saya mengurungkan niat untuk ikutan beasiswa
LPDP. Mendingan duitnya untuk beli Iphone, atau Xiaomi 2 biji.
Sampai akhirnya saya melihat info
pengumuman S2 Unhan di grup WA. Saya
yang awalnya gak tau Unhan Itu apa dan dimana. Dan dari semua pengumuman besasiswa
S2 maupun penngumuman lowongan kerja, kayaknya paling sreg dan paling ideal
buat saya adalah beasiswa Unhan. Mungkin karena dasarnya, beasiswa penuh.
Mulai dari gak ada biaya
semester, disediain asrama, makan 3x sehari, uang saku perbulan. bahkan thesisnyapun
dibayarin sama Unhan. Belum lagi Kuliah Kerja Dalam Negeri dan Kuliah Kerja
Luar Negeri yang gratis dan dapat uang jajan lagi.
Ada beasiswa s2,tapi luar negeri.
Saya gak percaya dengan kapasitas saya
yang belum kuat. Banyak faktor, mulai bahasa, makanan, tekanan, dan yang paling
utama adalah kekuatan otak yang harus bersaing.
Di Unhan seleksinyapun gratis. Ada
4 tahap seleksi,
1. seleksi administrasi,
2. TOEFL & TPA
3. Psikotes,
4. wawancara,
Semua ditanggung Unhan. Yang makan biaya mungkin waktu melengkapi
persyaratan di awal registrasi kayak buat surat sehat anti tato bebas narkoba
di RS pemerintahan, makan biaya +- 300 rb.
Saya Hubungi orang tua kalau saya
akan mencoba masuk Unhan, ada komando dari orang tua untuk maju terus pantang mundur,
tanpa ragu saya tekadkan untuk ikut tes Unhan. Saya melakukan pendaftaran Calon
Maba di Website UNHAN. Saya lihat prodi-prodi yang tersedia di Unhan. Dari
semua Prodi yang tersedia, akhirnya hati
saya menambatkan pada Prodi Teknologi Penginderaan. Apa itu teknologi
penginderaan? Kenapa saya memilih teknologi penginderaan? Wiss kelamaan kalau
cerita itu, inti ceritanyakan tentang lika-liku masuk Unhan.
Langkah pertama yaitu
mengumpulkan berkas untuk pendaftaran online. Syarat yang harus dipenuhi pada
proses registrasi yaitu CV, akreditasi jurusan, FC ijazah(legalisir), FC transkrip
nilai(legalisir), Paper Persepsi prodi
yang kita pilih dalam bahasa inggris, SKCK, FC akta kelahiran(legalisir), FC
KTP(legalisir), FC KK(legalisir), Surat Rekomendasi dari Dekan atau Kajur
S1(buat fresh graduate), Surat Keterangan sehat, surat keterangan bebas
narkoba, Surat bebas Tato yang wajib dari rumah sakit Pemerintah dan Foto
Berjas hitam. Semua berkas di Scan untuk di upload saat registrasi online dan
semua berkas rangkap 4 dibawa saat
verifikasi nanti.
Pertama-tama yang harus saya
lakukan, yaitu mengumpulkan berkas syarat ‘wisuda’, iya wisuda. Masa kita
kumpulin berkas masuk Unhan tapi lupa kumpulin berkas wisuda? Kan lucu kalo
kita masuk Unhan tapi S1 belum wisuda. Masa wisuda s1 digabung sama s2, lalu sekalian
sama s3?
Wisuda lewat, saat orang-orang
kebanyakan berfikir abis wisuda kapan nikah, saya cuma berfikir bagaimana cara
membagi waktu antara belajar toefl dan mengumpulkan berkas.
Susun roadmap yang akan saya lakukan.
Pertama-tama saya membuat CV. Saya yang
sebelumnya sudah punya CV, saya edit lagi beberapa informasi yang perlu ditambahkan.
Selanjutnya, karna di Unhan
terdapat tes TPA d Toefl, otomatis saya harus belajar giat lagi dari sekarang TPA dan TOEFL agar dapat nilai maksimal.
Terakhir tes, nilai TOEfl saya 417. Waktu
itu cuma sempet belajar 15 menit. Nilai yang cukup untuk syarat lulus dari
Unsoed, tapi sepertinya masih jauh dari standar lolos tes di Unhan. Maka dari
itu.saya harus belajar lebih tekun.
Saya beli buku TOEFL yang
tebelnya ampe lebih dari 650 halaman di gramedia, di Mall deket alun-alun
Purwokerto, harganya 150 rb. Menurut saya termasuk murah, karena buku ini
everlasting, sampai 30 tahun kemudian juga buku ini juga bisa berguna, terutama
bagian grammar. Karena perkembangan bahasa Ingris tidak seperti perkembangan
teknologi kan. Kecuali ada evolusi bahasa misal Inggris dijajah Arab Saudi
mengakibatkan perubahan bahasa Internasional, lalu toeflpun berevolusi pakai
bahasa Arab..
Walau tes Toeflnya 2,5 bulan
lagi, saya persiapkan dari sekarang. Saya buat rencana belajar selama 2,5 bulan
kedepan. Mulai dari listening sampai reading ditambah menghafal kosakata yang belum
saya tahu. Saya motivasi diri sendiri. Bahkan ketika malam hari, di sekretari PSHT Unsoed. Jadwalnya latihan,
tapi saya tinggalkan untuk belajar grammar. Datang cuma untuk belajar
grammar,dan pastinya banyak aja sedulur-sedulur yang ganggu.
Selain itu, saya juga harus mengurus beberapa
berkas administrasi, seperti rekomendasi dari Dekan Fmipa atau KaJur Fisika.
Akhirnya saya memilih ke Kajur Fisika karena lebih mudah alurnya. Kajur Fisika
Unsoed, Pak Wahyu Widanarto, baru saja meraih gelar Profesor dan menjadi guru
besar fisika Unsoed yang pertama, tapi beliau tidak sombong dan baik
sekali.
Tanda tangan telah didapat,
lanjut urus fotocopy KTP, KK, Akta kelahiran, semuanya telah diegalisir. Lalu
juga mengurus SKCK, semuanya harus diurus di tempat domisili saya berada.
Artinya dari Purwokerto saya harus pulang ke Jakarta sekalian bawa buku TOEFL.
Legalisir fotocopy KTP, KK, akta kelahiran ditempat yang berbeda-beda, lalu
membuat SKCK dimana saya harus ke tempat SKCK jam 5 subuh untuk daftar lalu
kembali lagi jam 8. Di Jakarta, saya
juga membuat Surat keterangan sehat bebas narkoba di RS. POLRI yang memakan
biaya 300 ribu. Untuk mengurus semua
administrasi ini memang butuh perjuangan fisik yang lebih. Perpindahan dari tempat satu ke tempat yang
lain, belum lagi antri harus sabar menunggu. Setelah semuanya telah diurus, langkah
selanjutnya balik ke Purwokerto lagi untuk mengambil ijazah sekalian persiapan
keluar dari kos. Ini menjadi perpindahan
ke Purwokerto yang terakhir.
Saya di ujung senja Purwokerto. Mungkin itulah
ungkapan yang saya rasakan untuk mengungkapkan bahwa sekitar 1 bulan lagi saya
meninggalkan Purwokerto dalam waktu yang lama. Yudisium, wisuda, telah
terlewat, hanya tinggal 1, yaitu mengambil ijazah dan fotocopy legalisir.
Sambil menunggu ijazah turun, sambil
belajar TOEFL, saya buat paper dalam
bahasa inggris dengan topik persepsi kita tentang prodi Unhan yang dipilih maksimal 2 halaman.
Langkah awal yaitu searching dulu hal-hal teknis penginderaan di E-book,jurnal,
skripsi, maupun thesis. Saya susun paper, mulai dari perkenalan diri saya, lalu
mengapa saya pilih prodi Teknologi Penginderaan, saya jelaskan apa itu
teknologi penginderaan, dan ditutup tentang persepsi saya sendiri bagaimana
kuliah di prodi tersebut. Awalnya saya buat dalam bahasa Indonesia, lalu di
ubah kedalam Bahasa inggris. Lalu CV yang pernah saya buat sebelum wisuda juga
saya perbaiki lagi layout maupun isinya. Kalau CV, jangan buat standar. Layout
CV bisa searching aja di internet banyak
yang bagus.
Ijzah beserta fotocopynya yang
telah dilegalisir di pertengahan Januari 2018.Itu artinya saya tidak punya
hajat apa-apa lagi disini. Semua urusan
telah selesai, saatnya saya kembali kampung halaman, Jakarta.
Semua berkas telah lengkap dan
semua saya scan. Lalu Upload berkas 1 demi 1.
Alhamdulillah registrasi online telah selesai, sekarang tinggal tunggu
pengumuman lolos atau tidak menuju tes selanjutnya yaitu tes TOEFL dan TPA
TAHAP 2/4: Verifikasi Administrasi, Tes Toefl, Tes TPA
Di Jakarta,saya lanjutkan belajar
TOEFLnya. Terlalu berfokus pada TOEFL, jangan lupakan TPA yang gak boleh
dianggap remeh. Akhirnya saya putuskan beli buku TPA, waktu itu nitip adek di
gramedia. Harganya 135 rb kalau gak salah. Dan buku ini lagi everlasting, bisa
dipakai kalau mau tes lagi misalnya tes CPNS.
Jangan pernah meremehkan tes
TPA. Betul jika Tes Potensi Akademik
(TPA) hanyalah tes potensi kita di bidang akademik, jadi hanyalah
materi-materi dasar yang akan disajikan.
Tapi semakin kita sering belajar TPA, maka otak kita akan semakin terbiasa, dan
berdampak meningkatkan kecepatan mengerjakan TPA. Pada awal latihan soal, saya yang tidak bisa
menyelesaikan 40 soal dalam 25 menit, semakin sering belajar TPA, semakin cepat
pula menyelesaikan sebuah persoalan.
2,5 bulan berlalu, pengumuman
peserta yang lolos seleksi administrasipun diumumkan, dan alhamdulillah saya
lolos seleksi administrasi.
Keesokan harinya yaitu hal yang
paling ditunggu-tunggu, tes TOEFL. Ini dia hari yang selalu saya fikirkan
selama 2,5 bulan ini. Hasil menahan jengahnya belajar 2,5 bulan akan terlihat
selama kurang lebih 2 jam tes. Iya belajar 2,5 bulan betul-betul jengah, mengapa?karena
adanya tekanan dan berharap tinggi agar hasil ujian memuaskan. Malam sebelum
tes Toefl, saya sedikit latihan ringan mengenai listening dan sedikit baca-baca
grammar.
Sedikit pengalaman tes TOEFL, tes
TOEFL sama seperti tes TOEFL pada umunya. Bukan soalnya, tapi formasi soalnya,
yaitu 40 listening, 25 grammar/written
expression, 50 soal reading. Awalnya saya kurang tenang karna dibawah tekanan
agar dapat nilai maksimal, menyadari bahwa butuh ketenangan mengerjakan soal
terutama bagian Listening.
Pengalaman waktu tes di Unhan
sana, introduction listeningnya rasanya lama banget. Saya yang bengong sambil
melihat isi soal, tiba-tiba sudah soal nomor 3 aja. Percayalah, 1 soal terlewat aja udah bisa
membuat mental jatuh. Apalagi 3 soal, tinggal dikali 3 aja.
Tapi waktu itu saya sudah belajar
teknik recovery mental. Yaitu teknik
yang saya ciptakan sendiri lewat pengalamanan (gaya). Maksudnya, cara untuk
mengembalikan mental dengan cara memberikan sugesti dalam hati. Sugestinya
“Sudah biarkan lewat, fokus ke soal berikutnya, mental yg jatuh tidak bisa buat
nilai maksimal”
Saya masukkan sugesti itu, tapi
resikonya saya harus mengorbankan 2 soal listening, artinya saya baru normal
menjawab soal dari mulai nomor 6. Yah....
Untuk soal grammar/structure/written
expression, 25 soal tapi bobotnya juga
besar. Paling banyak jebakannya. Lalu terakhir 50 soal yang paling melehkan,
reading. Kalo reading, yang terpenting itu baca dulu soalnya, baru cari
jawabannya di naskah. Kalau menerjemahkan keseluruhan topik naskah keseluruhan
bakalan abis waktunya akibat kelamaan baca naskah. Itulah yang dijelaskan oleh
guru Bahasa Inggris saya dulu.
Dan gak terasa, terasa, waktu tes
toeflpun habis. Sangking gak terasanya, masih ada soal yang belum diisi. Wis
langsung diisi aja B semua.
Toefl selesai, Tpa menunggu.
Sebelum tes tpa, seperti biasa belajar ringan dan santai malam harinya. Saat
mengerjakan TPA, alhamdulillah lancar jaya. Soalnya mulai dari sinonim,
antonim, sampai tes numerik dan logika.
Terutama tes sinonim dan antonim, gak sia-sia menghapal kata-kata yang
ada di buku, hampir semuanya keluar. Begitupun tes numerik yang paling menyita
waktu, dimana karena telah terbiasa, jadi saya merasa lebih enteng saja
mengerjakannya, sama juga seperti bagian tes logika.
Tes TOEFLTPA selesai,
alhamdulillah ada terasa lega aja di hati. Yang biasanya minimal perhari
belajar 4 jam, sekarang sudah gak belajar seperti itu lagi. Liburan dulu dan
tinggal tunggu pengumuman.
TAHAP 3/4: Tes Psikologi
Kapan pengumuman kelulusan tes
TPA/Toefl? Masih sekitar 3 setengah bulan lagi. Karena pengumuman kelulusan
masih lama, dari pada nganggur lebih baik cari-cari kerja di jobstreet. Awalnya
ada ada temen kasih sharing lowongan kerja sebagai guru les di deket UI. Saya
coba lamar jadi guru matematika+bahasa inggris.
Pertama tes Soal UN yang banyak, berhasil lolos tes
pertama. Lalu tes kedua yaitu tes mikro teaching, jadi ngajarin guru lesnya.
Karena belum ada persiapan sama sekali masalah mikro teaching dan belum ada
pengalaman ngajar, akhirnya saya gagal tes mikro teaching. Pulang dengan muka
melas-melas tapi tegar.
Lalu ada pekerjaan di jobstreet,
pekerjaan 3d & Graphic Designer. Walaupun basic saya fisika jauh hubunganna
dengan 3d designer, tapi punya bisa lah sedikit-sedikit 3d designer. Ada banyak
lowongan 3d designer, saya apply pekerjaan di beberapa perusahaan. Besoknya,
saya lagi maen PS, ada yang nelpon saya
“siang, apa betul saudara hilman
putra, yang melamar di PT.....?”
“ya betul, ada yang bisa saya
bantu?”
”Saya liat CV anda, besok bisa
datang ke kantor?”
“Oh ya Insya Allah, kalau boleh
tau jam berapa? Terus alamatnya dimana?”
“nanti saya WA, ada WA kan?”
“OH ya ada”
Akhirnya besoknya saya datang
interview, singkat cerita saya masuk pekerjaan itu. Kerja lembur bagai kuda
bangun subuh sampai rumah abis magrib. Walaupun kerja disini bukan tujuan utama
saya, tapi saya berusaha komitmen untuk kerja dengan baik.
Tiga bulan terlewat tanpa terasa,
akhirnya pengumuman Tes toefl & TPA
keluar jumat sore. Dan alhamdulillah saya lolos Tes Toefl/TPA dan berhak melaju
ke tahap selanjutnya, psikotes. Empat hari sebelum psikotes yang saya lakukan
adalah,ikut dauroh+pesantren kilat, haha. Kebetulan waktu itu bulan puasa,
terus diajak temen SMA pesantren kilat berangkat jumat malem kembali minggu
malem. Disana saya banyak-banyak doa di waktu mustajab, misal di waktu menjelang
buka puasa, waktu antara adzan dan iqomah, waktu sepertiga malam waktu sholat
tahajjud dan perbanyak dzikir sesuai tuntunan hadist shahih, atau yang
diajarkan oleh 4 imam besar (mahzab). Imam Syafi’i ,Imam Maliki,Imam Hanafi,
Imam Hambali
Karna menurut saya, tes
psikologis ini persiapannya bukan dengan belajar, tapi kesehatan psikis. Saya
berfikirnya yang terpenting persiapan EQ,dimana untuk menunjang EQ, harus ada
perbaikan SQ. Karena menurut sya EQ berkaitan dengan SQ, cara perbaikan SQ
dengan perbanyak berfikir dan merenung.
Walaupun akhirnya, saya
belajar-belajar juga cari contoh soal psikotes di internet.
Hari dimana psikotes dimulai,
waktu itu abis sahur, subuh, langsung berangkat dari Jakarta timur menuju
sentul bogor.sudah sampai sana, saya masuk gedung Unhan kok sepi, saya
liat jadwal ternyata saya masuk gedung
yang salah. Ternyata bukan di Unhanya, tapi di gedung BNPB. Tes waktu itu tes koran, tes pauli, sama tes
pernyataan, tes rencana thesis kita, tes seberapa kita serius masuk Unhan .Tes dimulai jam 8, selesai jam 2 siang. Otak
sampai ‘blemek’ waktu itu. Tak terasa bibir sampai kering, dan pecah-pecah,
sobek kulitnya sampai keliatan merah-merah darah. Untung aja dikasih snack abis selesai tes. Saya makan snacknya dengan lahap. Sebelum itu,
saya pulang dulu, tidur, dan tunggu adzan magrib baru makan snacknya .
Tahap 4/4 :Tes Wawancara
Tes Wawancara waktu itu
dilaksanakan habis lebaran. Ada mungkin 1 bulan lebih dari waktu tes psikologi,
lupa-lupa juga. Alhamdulillah tes psikologi lolos, dan berhak ke tahap
terakhir, tahap wawancara.Kalau tahap ini lolos, maka saya berhak ikut kader
intelektual bela negara, lalu selanjutnya ikut perkuliahan sebagai mahasiswa
pascasarjana di Unhan. Berkas yang perlu
dipersiapkan yaitu paper bahasa inggris tentang persepsi prodi yang kita pilih
yang sudah dibuat untuk memenuhi syarat administrasi.
Ternyata baru sadar betapa
parahnya grammar paper yang saya buat. Ternyata belajar toefl mati-matian ada
efeknya juga ya.
Saya belajar mengenai, apa itu
unhan, apa visi-misinya. Saya cari apa moto Unhann, Terus namanya juga kampus
belanegara, saya cari definisi dari belanegara. Saya list potensi-potensi pertanyaan yang akan
diajukan oleh pewawancara.
Hari wawancarapun dimulai.
Wawancara mengantre, dan saya di urutan sekian. Entah mengapa hari ini lebih
tegang dari biasanya. Bukan karena takut nervous di depan pewawancara, tapi
lebih karena ini merupakan tes terakhir yang menentukan . Kalau tes ini gagal,
rasanya sia-sia perjungan dari November 2017 sampai sejauh ini, Juli 2018.
Tekanan itu yang mengganggu pemikiran saya.
Saya buat mindset”tenang, karena nervous tidak akan menyelesaikan
masalah”setidaknya sedikit membantu.
Lama menunggu antrean, rasa
tegang berubah jadi ngantuk. Wawancara sekian ratus calon mahasiswa dibagi
10 kelas (kalau gak salah). Sebenernya
gak terlalu banyak antrian pe kelas, paling jadinya per kelas wawancarain
sekian calon maba. Tapi Per orang diwawancara kurang lebih 45 menit. Kelamaan antreannya, akhirnya saya malah
pengen buru-buru diwawancara aja biar langsung pulang tidur. Nunggu dari jam 8,
akhirnya dapat antrian jam 11.55. Yeah akhirnya diwawancara juga... Eh tapi
panitia memutuskan untuk ishoma dulu, mulai lagi jam 13.30.
Akhirnya jam 13.30 tepat waktu
saya masuk juga ke kelas wawancara. Pewawancara ada tiga orang. Pewawancara saya yang pertama itu Laksamana,
tepatnya laksamana muda. Dimana laksamana itu setingkat Jendral kalau Angkatan
darat, tapi kalau angkatan laut sebutannya laksamana. Kalau angkatan laut di
Amerika Serikat itu disebut admiral. Dalam sistem pangkat TNI, Laksamana(Angkatan
Laut), Jenderal(Angkatan Darat), dan Marsekal(angkatan udara) itu berada
tingkatan tertinggi.
Pewawancara kedua itu kolonel, beliau
sekaligus jadi ketua prodi teknologi penginderaan. Lalu pewawancara ketiga itu
anonim namanya, lupa hehe.
Pewawancara pertama, pak
Lakasamana miuda, baru masuk ruang interview gak tau apa-apa langsung diomelin sama beliau. Pembawaan beliau
tegas-tegas mengarah ke galak.
Oh ya saya masuk ruangan, bukan
nyalamin pewawancara, tapi masuk, terus langsung duduk Pertanyaan diajukan
beliau, yang bisa saya tangkap,
“apa ISIS?“
“Apa itu HTI?”
“Apa pengertian dari belanegara?”
“Kalau negara kita diserang oleh
asing? Apa reaksi kamu?”
“Kenapa gak pilih s2 di Unsoed
aja, atau dimana gitu”
Saya jawab jujur, keras, lantang “Karna
di Unhan Gratis Pak”
Ohya beliau ternyta juga Dekan
Keamanan Nasional, jadi pertanyaan lebih ke arah adakah indikasi kita ikut
organsisasi tersebut?
Dan satu pertannyaan yang paling
mencengang,”kamu kuat gak kuliah disini! Nanti kalau tidak lulus/DO, ada
pengembalian uang beasiswa”
Dan waktu itu saya jawab dengan
tegas dan tepat sasaran tapi tidak lupa senyum,”saya sudah mempersiapkan mental
pak disini!:):) Saya bisa lewatin tes administrasi sampai tahap ini, karna
bersungguh-sungguh akan kuliah sampai lulus! :) :)”
Masuk ke pewawancara kedua,
beliau kolonel angkatan udara sekaligus ketua prodi teknologi penginderaan.
Wawancara dengan beliau full dengan bahasa inggris. Intinya beliau bertanya lebih ke wawasan kita
apa itu teknologi penginderaan, beliau juga suruh menjelaskan isi paper yang
telah kita buat. Saya menjelaskan argumen-argumen yang saya buat di paper tersebut, apa itu
teknologi penginderaan, mengapa saya memilih teknologi penginderaan, apa sih
pemanfaatan teknologi penginderaan pada bidang pertahanan. Saya jelaskan
semuanya, tapi dalam bahasa inggris. Karena semua pertanyaan beliau dalam
bahasa inggris, jadi ya jawabnya pakai bahasa inggris juga. Eh tapi gak semua pertanyaan bahasa inggris
dari beliau saya jawab dengan bahasa Inggris juga, ada yang saya jawab dengan
Bahasa Arab. Waktu itu beliau bilang, “Your English Toefl is quite good”, terus
saya jawab dengan bahasa Arab, “Alhamdulillah”.
Lalu pewawancara ketiga, yaitu
anonim. Beliau menanyakan lebih ke arah basic saya. Mulai latar belakang
keluarga, , terus juga belau bertanya pengalaman organisasi kita, suruh cerita
tentang prestasi yang pernah dicapai waktu kuliah s1, pernah sakit terakhir
kapan, terakir dirawat kapan,”saya jawab waktu umur 4 tahun, waktu itu DBD”,
Ditanya juga punya penyakit
bawaan tidak, saya bilang jujur ,’’Punya pak, asma”
“lah kalau kamu kena dingin
gimana? Ntar kan ada kuliah luar
negeri?”
“Iya, saya sudah bisa handle biar
tidak asma, saya bisa mencegah itu”
Terus juga ditanya apa yang
membedakan Unhan dengan Universitas lainnya. DItanya juga apa moto unhan,dan
disuruh jabarkan.
Tak terasa wawancarapun selesai,
pak dekan sekaligus Laksamana yang tadinya galak akhirnya bisa tersenyum, lalu
seperti biasa penutupan wawancara “Ada pertanyaan?”
Saya bertanya”di Unhan ada UKM
gak pak atau organisasi mahasiswa gitu?”
“Ada lah! Masa gak ada. Kamu mau
masuk BEM,mau demo!?”
“hehe gak pak, saya gak tertarik
masuk BEM,disini ada UKM riset pak”
“Ya Ada! Riset ya pasti ada
Universitas Pertahanan masa gak ada! Kamu tau gak tri dharma tinggi?”
Entah lupa-atau bener-bener gak
tau, yang jelas plong gak bisa jawab.
Wawancara selesai, keluar
ruangan. Belum ada pengumuman lolos tes wawancara, suruh ukur baju, ukuran
sepatu,topi jas almamater. Haha. Semoga
aja bukan harapan palsu. Kan gak lucu, udah ukur jas almamater tapi gak
diterima.
Saya pun pulang, dengan plong.
Postitif thingking aja.
Dan seminggu kemudian, pas lagi
maen panahan sama temen. Tiba-tiba ada pesan masuk Instagram dari mahasiswa
teknologi penginderaan(angkatan sebelumnya), dulu sebelum wawancara sempet
tanya-tanya prospek teknolgi penginderaan. “Hilman, kamu lolos ya, selamat ya”
Saya langsung buka website, dan
alhamdulillah ternyata betul-betul diterima.
Udah itu aja cerita singkat saya
menuju Unhan. Dan berhak ikut diksar belanegara 1 bulan lamanya. Lalu memulai
perkuliahan setelah itu.
Di unhan kita gak bisa sambi
dengan kerja, karena full. Jadi hanya
ada 2 kemungkinan, resign atau buat surat izin belajar(buat CPNS) biasanya.
Bagaimana kehidupan di kampus
ini? Nanti aja ceritanya, tapi gak janji buat cerita......