Apa yang baik dan buruk menurut manusia itu Relatif. Orang yang satu bilang baik, sementara orang yang satunya bilang tidak baik.
Contohnya kalo dibandingkan Suku Jawa dan suku batak. pasti sudah banyak yang tau mereka punya cara bicara, mulai dari intonasi dan volume suara yang sangat berbeda. Mungkin yang lebih baik bagi orang suku Jawa adalah berbicara yang sopan agar tidak menyinggung orang lain. Dan mungkin yang lebih baik bagi orang suku Batak itu, berbicara secara terbuka tanpa ada yang harus ditutupi.
Tapi gak semua orang suku Jawa berbicara seperti ini, dan gak selalu orang suku Batak berbicara seperti itu. Itu Cuma cap saja. Jadi sekali lagi, semua itu bersifat relatif
Kalo dipikir berulang kali, Sebenernya semua yang ada di
dunia ini bersifat relatif. Karena, yang relatif itu sifatnya sementara. Kita mengenal
hari kiamat Kubra, dimana bumi
akan hancur. Itu menandankan dunia
bersifat relatif dan menandakan
tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Jika sempurna, berarti itu adalah hal mutlak. Nilai 90 relatif
bagus dibandingkan nilai 85, dan nilai 90 relatif rendah dibanding nilai 95. Sesuatu
yang sempurna adalah ketika dalam segala aspek bernilai 100. Di dunia ini tak ada manusia
yang bernilai 100.
Jika kita mendapatkan nilai 100 ketika ulangan, itu karena soalnya relatif, relatif mudah atau relatif gampang. Gak ada soal yang mutlak mudah & mutlak susah.
Kekayaan manusia relatif terhadap manusia yang lain. Mungkin dari segi harta, ada orang yang paling banyak hartanya. Tapi definisi kaya dari setiap orang berbeda, ada yang bilang kaya itu karena hatinya ada juga yang bilang kaya itu dari hartanya.
Dan yang kita ketahui, sesuatu yang maha sempurna hanyalah
Tuhan. Dari segi hitungan, hanya Dialah yang hitunganya 100% akurat. Akhiratlah tempat ideal untuk hidup karena akhirat tempat yang kekal. Surga
mutlak baik dan neraka mutlak buruk.
Hanya Tuhan punya keputusan mutlak baik dan buruk. Dan kitab sucilah tempatnya
agar kita tahu, mana yang baik dan buruk.
Pentingnya Memakai Hati
dalam Kehidupan.
Di dunia ini bagi manusia yang baik dan yang buruk itu bersifat relatif. Walau Tuhan telah menciptakan kita suci sebagai pedoman hidup, tapi masih sering juga ada perdebatan mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk.
Di dunia ini bagi manusia yang baik dan yang buruk itu bersifat relatif. Walau Tuhan telah menciptakan kita suci sebagai pedoman hidup, tapi masih sering juga ada perdebatan mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk.
Setiap aktifitas tubuh kita yang mengatur adalah otak. Tapi
sebenarnya kalo kita rasakan, di balik otak ada yang mengatur untuk mengambil
keputusan, yaitu antara hati dan nafsu.
Gue pernah denger waktu khutbah jumat yang intinya,”Penghuni
hati manusia adalah malaikat, dan penghuni
nafsu adalah setan.”
Kita tahu,malaikat adalah mahkluk yang setia. Sementara setan adalah makhluk yang telah durhaka. Malaikat itu makhluk paling kuat koneksinya dengan Tuhan karena mereka adalah makluk yang patuh. Kalau kita mengambil keputusan dengan hati, keputusan tersebut terhubung dengan malaikat dan kita akan mempunyai hubungan yang kuat dengan Tuhan.
Gak ada hati yang kotor, yang ada hanyalah hati yang
ditutupi kata nafsu.
Manusia bakal jadi manusia suci jika dia selalu mengambil
keputusan dengan hatinya. Tapi, gak ada manusia yang penggunaan hati mencapai 100%. Pasti ada ajja
celah emosi yang berasal dari nafsu yang ikut campur.
Nafsu adalah Energi, energi adalah hal yang tidak bisa dimusnahkan dan diciptakan, hanya bisa diubah bentuk. Yang kita bisa adalah berusaha untuk selalu mengikuti kata hati untuk menekan kata nafsu. Jangan terlalu banyak nafsu agar kata hati menjadi jelas.
Pasti setiap manusia ada cara tersendiri agar kata hati menjadi jelas, contohnya berdzikir.
Ada satu kalimat yang bagus yang disampaikan pelatih pencak silat
gue. Dan itu yang berasal dari “Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan, tetapi manusia tidak dapat
dikalahkan selama masih setia pada hatinya.”
Saat gue mendengarkan tanpa ekspresi apapun.
NOTE PALING PENTING!!!! : Sebenernya yang buat tulisan ini bukan gue :D … Gue Cuma mendapat hikmah dari koneksi gue ke Tuhan, mungkin koneksinya gak bisa dibilang 100%. Tugas gue cuma mengolah kata dan menuangkannya ke tulisan ini. Jadi maaf bila tulisan ini tidak sempurna, karna saya bukan manusia sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar