jika menulis adalah sebuah Hobi, maka tak perlu alasan lagi mengapa saya menulis

Sabtu, 01 Desember 2018

Cerita Tes Seleksi Masuk Universitas Pertahanan (unhan)


Buat temen-temen yang Belum tahu Universitas Pertahanan(Unhan) itu dimana ,tempat itu ada di Kawasan IPSC (Indonesia Peace and Security Center), Sentul, Kab.Bogor Indonesia. Cari di Google Maps, pasti ketemu. Sekitar 50km Dari rumah saya Cililitan, Jaktim. Saya pernah coba pesen Go-jek ke Unhan, tapi aplikasinya bilang,”Biar Driver tidak masuk angin, jarak maksimal kami 25 km, ya.” -.-‘
BTW, saya alumni mahasiswa magister S2 Universitas Pertahanan, program studi Teknologi Penginderaan, Fakultas Teknologi Pertahanan.
Dulu saya juga pernah coba pesen Go-jek, Set lokasi jemput Jakarta, lokasi tujuan ‘Unsoed’, ternyata juga gak bisa. Nah bagi temen-temen yang gak tahu Unsoed dimana, Unsoed itu di Purwokerto Jateng.  Jadi buat temen-temen yang ingin mudik dari Jakarta ke Jateng, gausah coba pesen pake aplikasi Go-jek, pasti gak bisa. Tapi kalau dari Jateng ke Jakarta, gak tau pake gojek bisa apa ngak?

Akhirnya saya putuskan untuk berpetualang sendirian menggunakan motor. Pastinya Ke Unhan bukan ke Unsoed. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 setengah jam.....

Unhan itu kan Universitas berbasis bela negara, 
sebelum lanjut ke cerita masuk Unhan, saya mau promosi channel youtube tentang animasi yang membahas apa itu bela negara dan sejarah bela negara. Kalo kamu mau masuk Unhan, kamu juga harus paham apa itu bela negara. Kunjungi channel saya. Jangan lupa subscribe dan share, mungkin suatu hari saya akan bahas tentang unhan dalam channel tersebut :) .

Kalo mau tonton, klik DISINI

Lanjut yah. Bersadarkan PengalamanTes/Seleksi di Unhan berikut merupakan tahapan tes demi tes masuk Unhan. Semoga ini juga jadi tips untuk lolos beasiswa unversitas pertahanan.

TAHAP 1/4: Seleksi Administrasi
Tekadkan untuk fokus masuk Unhan.
26 November 2017-Unsoed Purwokerto, masa perkuliahan s1 sudah selesai.  Yudisium juga sudah terlaksana 5 hari yang lalu. Tinggal tunggu wisuda, ijazah,transkrip nilai dsb. Tapi Satu hal yang masih mengganjal, nanti kalau sudah lulus mau kemana? Ortu nyaranin jadi PNS karna PNS masa tuanya dijamin. Tapi masih kurang sreg juga kalo langsung tes CPNS. Inginnya saya kerja di luar kota dimana aja gitu. Waktu itu belum kepikiran S2, kalaupun s2 pengennya cari beasiswa (S1 udah bebanin ortu, masa S2 pake duit ortu lagi). Beasiswa LPDP? Pernah sempet baca dan nonton youtube tentang beasiswa LPDP. Menarik. Tapi waktu itu belum dibuka pendaftaran beasiswa LPDP.  Terus juga ‘katanya’ Tes Toefl syarat beasiswa LPDP memakan biaya yang gak murah. Hal tersebut membuat saya mengurungkan niat untuk ikutan beasiswa LPDP. Mendingan duitnya untuk beli Iphone, atau Xiaomi 2 biji.
Sampai akhirnya saya melihat info pengumuman S2 Unhan di  grup WA. Saya yang awalnya gak tau Unhan Itu apa dan dimana. Dan dari semua pengumuman besasiswa S2 maupun penngumuman lowongan kerja, kayaknya paling sreg dan paling ideal buat saya adalah beasiswa Unhan. Mungkin karena dasarnya, beasiswa penuh.
Mulai dari gak ada biaya semester, disediain asrama, makan 3x sehari, uang saku perbulan. bahkan thesisnyapun dibayarin sama Unhan. Belum lagi Kuliah Kerja Dalam Negeri dan Kuliah Kerja Luar Negeri yang gratis dan dapat uang jajan lagi.
Ada beasiswa s2,tapi luar negeri. Saya gak percaya  dengan kapasitas saya yang belum kuat. Banyak faktor, mulai bahasa, makanan, tekanan, dan yang paling utama adalah kekuatan otak yang harus bersaing.
Di Unhan seleksinyapun gratis. Ada 4 tahap seleksi,
1. seleksi administrasi,
2. TOEFL & TPA
3. Psikotes,
4. wawancara,
Semua ditanggung Unhan.  Yang makan biaya mungkin waktu melengkapi persyaratan di awal registrasi kayak buat surat sehat anti tato bebas narkoba di RS pemerintahan, makan biaya +- 300 rb.
Saya Hubungi orang tua kalau saya akan mencoba masuk Unhan, ada komando dari orang tua untuk maju terus pantang mundur, tanpa ragu saya tekadkan untuk ikut tes Unhan. Saya melakukan pendaftaran Calon Maba di Website UNHAN. Saya lihat prodi-prodi yang tersedia di Unhan. Dari semua Prodi yang tersedia,  akhirnya hati saya menambatkan pada Prodi Teknologi Penginderaan. Apa itu teknologi penginderaan? Kenapa saya memilih teknologi penginderaan? Wiss kelamaan kalau cerita itu, inti ceritanyakan tentang lika-liku masuk Unhan.
Langkah pertama yaitu mengumpulkan berkas untuk pendaftaran online. Syarat yang harus dipenuhi pada proses registrasi yaitu CV, akreditasi jurusan, FC ijazah(legalisir), FC transkrip nilai(legalisir),  Paper Persepsi prodi yang kita pilih dalam bahasa inggris, SKCK, FC akta kelahiran(legalisir), FC KTP(legalisir), FC KK(legalisir), Surat Rekomendasi dari Dekan atau Kajur S1(buat fresh graduate), Surat Keterangan sehat, surat keterangan bebas narkoba, Surat bebas Tato yang wajib dari rumah sakit Pemerintah dan Foto Berjas hitam. Semua berkas di Scan untuk di upload saat registrasi online dan semua berkas rangkap  4 dibawa saat verifikasi nanti.
Pertama-tama yang harus saya lakukan, yaitu mengumpulkan berkas syarat ‘wisuda’, iya wisuda. Masa kita kumpulin berkas masuk Unhan tapi lupa kumpulin berkas wisuda? Kan lucu kalo kita masuk Unhan tapi S1 belum wisuda. Masa wisuda s1 digabung sama s2, lalu sekalian sama s3?
Wisuda lewat, saat orang-orang kebanyakan berfikir abis wisuda kapan nikah, saya cuma berfikir bagaimana cara membagi waktu antara belajar toefl dan mengumpulkan berkas.
 Susun roadmap yang akan saya lakukan. Pertama-tama saya membuat CV.  Saya yang sebelumnya sudah punya CV, saya edit lagi beberapa informasi yang perlu ditambahkan.
Selanjutnya, karna di Unhan terdapat tes TPA d Toefl, otomatis saya harus belajar giat lagi dari sekarang  TPA dan TOEFL agar dapat nilai maksimal. Terakhir tes, nilai TOEfl saya 417.  Waktu itu cuma sempet belajar 15 menit. Nilai yang cukup untuk syarat lulus dari Unsoed, tapi sepertinya masih jauh dari standar lolos tes di Unhan. Maka dari itu.saya harus belajar lebih tekun.
Saya beli buku TOEFL yang tebelnya ampe lebih dari 650 halaman di gramedia, di Mall deket alun-alun Purwokerto, harganya 150 rb. Menurut saya termasuk murah, karena buku ini everlasting, sampai 30 tahun kemudian juga buku ini juga bisa berguna, terutama bagian grammar. Karena perkembangan bahasa Ingris tidak seperti perkembangan teknologi kan. Kecuali ada evolusi bahasa misal Inggris dijajah Arab Saudi mengakibatkan perubahan bahasa Internasional, lalu toeflpun berevolusi pakai bahasa Arab..
Walau tes Toeflnya 2,5 bulan lagi, saya persiapkan dari sekarang. Saya buat rencana belajar selama 2,5 bulan kedepan. Mulai dari listening sampai reading ditambah menghafal kosakata yang belum saya tahu. Saya motivasi diri sendiri. Bahkan ketika malam hari,  di sekretari PSHT Unsoed. Jadwalnya latihan, tapi saya tinggalkan untuk belajar grammar. Datang cuma untuk belajar grammar,dan pastinya banyak aja sedulur-sedulur yang ganggu.
 Selain itu, saya juga harus mengurus beberapa berkas administrasi, seperti rekomendasi dari Dekan Fmipa atau KaJur Fisika. Akhirnya saya memilih ke Kajur Fisika karena lebih mudah alurnya. Kajur Fisika Unsoed, Pak Wahyu Widanarto, baru saja meraih gelar Profesor dan menjadi guru besar fisika Unsoed yang pertama, tapi beliau tidak sombong dan baik sekali. 
Tanda tangan telah didapat, lanjut urus fotocopy KTP, KK, Akta kelahiran, semuanya telah diegalisir. Lalu juga mengurus SKCK, semuanya harus diurus di tempat domisili saya berada. Artinya dari Purwokerto saya harus pulang ke Jakarta sekalian bawa buku TOEFL. Legalisir fotocopy KTP, KK, akta kelahiran ditempat yang berbeda-beda, lalu membuat SKCK dimana saya harus ke tempat SKCK jam 5 subuh untuk daftar lalu kembali lagi jam 8.   Di Jakarta, saya juga membuat Surat keterangan sehat bebas narkoba di RS. POLRI yang memakan biaya 300 ribu.  Untuk mengurus semua administrasi ini memang butuh perjuangan fisik yang lebih.  Perpindahan dari tempat satu ke tempat yang lain, belum lagi antri harus sabar menunggu. Setelah semuanya telah diurus, langkah selanjutnya balik ke Purwokerto lagi untuk mengambil ijazah sekalian persiapan keluar dari kos.  Ini menjadi perpindahan ke Purwokerto yang terakhir.
Saya  di ujung senja Purwokerto. Mungkin itulah ungkapan yang saya rasakan untuk mengungkapkan bahwa sekitar 1 bulan lagi saya meninggalkan Purwokerto dalam waktu yang lama. Yudisium, wisuda, telah terlewat, hanya tinggal 1, yaitu mengambil ijazah dan fotocopy legalisir.
Sambil menunggu ijazah turun, sambil belajar TOEFL, saya  buat paper dalam bahasa inggris dengan topik persepsi kita tentang prodi  Unhan yang dipilih maksimal 2 halaman. Langkah awal yaitu searching dulu hal-hal teknis penginderaan di E-book,jurnal, skripsi, maupun thesis. Saya susun paper, mulai dari perkenalan diri saya, lalu mengapa saya pilih prodi Teknologi Penginderaan, saya jelaskan apa itu teknologi penginderaan, dan ditutup tentang persepsi saya sendiri bagaimana kuliah di prodi tersebut. Awalnya saya buat dalam bahasa Indonesia, lalu di ubah kedalam Bahasa inggris. Lalu CV yang pernah saya buat sebelum wisuda juga saya perbaiki lagi layout maupun isinya. Kalau CV, jangan buat standar. Layout CV bisa searching aja  di internet banyak yang bagus.
Ijzah beserta fotocopynya yang telah dilegalisir di pertengahan Januari 2018.Itu artinya saya tidak punya hajat apa-apa lagi disini.  Semua urusan telah selesai, saatnya saya kembali kampung halaman, Jakarta.
Semua berkas telah lengkap dan semua saya scan. Lalu Upload berkas 1 demi 1.  Alhamdulillah registrasi online telah selesai, sekarang tinggal tunggu pengumuman lolos atau tidak menuju tes selanjutnya yaitu tes TOEFL dan TPA

TAHAP 2/4: Verifikasi Administrasi, Tes Toefl, Tes TPA
Di Jakarta,saya lanjutkan belajar TOEFLnya. Terlalu berfokus pada TOEFL, jangan lupakan TPA yang gak boleh dianggap remeh. Akhirnya saya putuskan beli buku TPA, waktu itu nitip adek di gramedia. Harganya 135 rb kalau gak salah. Dan buku ini lagi everlasting, bisa dipakai kalau mau tes lagi misalnya tes CPNS.
Jangan pernah meremehkan tes TPA.  Betul jika Tes Potensi Akademik (TPA) hanyalah tes potensi kita di bidang akademik, jadi hanyalah materi-materi  dasar yang akan disajikan. Tapi semakin kita sering belajar TPA, maka otak kita akan semakin terbiasa, dan berdampak meningkatkan kecepatan mengerjakan TPA.  Pada awal latihan soal, saya yang tidak bisa menyelesaikan 40 soal dalam 25 menit, semakin sering belajar TPA, semakin cepat pula menyelesaikan sebuah persoalan.


2,5 bulan berlalu, pengumuman peserta yang lolos seleksi administrasipun diumumkan, dan alhamdulillah saya lolos seleksi administrasi.
Keesokan harinya yaitu hal yang paling ditunggu-tunggu, tes TOEFL. Ini dia hari yang selalu saya fikirkan selama 2,5 bulan ini. Hasil menahan jengahnya belajar 2,5 bulan akan terlihat selama kurang lebih 2 jam tes. Iya belajar 2,5 bulan betul-betul jengah, mengapa?karena adanya tekanan dan berharap tinggi agar hasil ujian memuaskan. Malam sebelum tes Toefl, saya sedikit latihan ringan mengenai listening dan sedikit baca-baca grammar.
Sedikit pengalaman tes TOEFL, tes TOEFL sama seperti tes TOEFL pada umunya. Bukan soalnya, tapi formasi soalnya, yaitu 40 listening, 25  grammar/written expression, 50 soal reading. Awalnya saya kurang tenang karna dibawah tekanan agar dapat nilai maksimal, menyadari bahwa butuh ketenangan mengerjakan soal terutama bagian Listening.
Pengalaman waktu tes di Unhan sana, introduction listeningnya rasanya lama banget. Saya yang bengong sambil melihat isi soal, tiba-tiba sudah soal nomor 3 aja.  Percayalah, 1 soal terlewat aja udah bisa membuat mental jatuh. Apalagi 3 soal, tinggal dikali 3 aja.
Tapi waktu itu saya sudah belajar teknik recovery mental. Yaitu teknik yang saya ciptakan sendiri lewat pengalamanan (gaya). Maksudnya, cara untuk mengembalikan mental dengan cara memberikan sugesti dalam hati. Sugestinya “Sudah biarkan lewat, fokus ke soal berikutnya, mental yg jatuh tidak bisa buat nilai maksimal”
Saya masukkan sugesti itu, tapi resikonya saya harus mengorbankan 2 soal listening, artinya saya baru normal menjawab soal dari mulai nomor 6. Yah....
Untuk soal grammar/structure/written expression,  25 soal tapi bobotnya juga besar. Paling banyak jebakannya. Lalu terakhir 50 soal yang paling melehkan, reading. Kalo reading, yang terpenting itu baca dulu soalnya, baru cari jawabannya di naskah. Kalau menerjemahkan keseluruhan topik naskah keseluruhan bakalan abis waktunya akibat kelamaan baca naskah. Itulah yang dijelaskan oleh guru Bahasa Inggris saya dulu.
Dan gak terasa, terasa, waktu tes toeflpun habis. Sangking gak terasanya, masih ada soal yang belum diisi. Wis langsung diisi aja B semua.
Toefl selesai, Tpa menunggu. Sebelum tes tpa, seperti biasa belajar ringan dan santai malam harinya. Saat mengerjakan TPA, alhamdulillah lancar jaya. Soalnya mulai dari sinonim, antonim, sampai tes numerik dan logika.  Terutama tes sinonim dan antonim, gak sia-sia menghapal kata-kata yang ada di buku, hampir semuanya keluar. Begitupun tes numerik yang paling menyita waktu, dimana karena telah terbiasa, jadi saya merasa lebih enteng saja mengerjakannya, sama juga seperti bagian tes logika.
Tes TOEFLTPA selesai, alhamdulillah ada terasa lega aja di hati. Yang biasanya minimal perhari belajar 4 jam, sekarang sudah gak belajar seperti itu lagi. Liburan dulu dan tinggal tunggu pengumuman.
TAHAP 3/4: Tes Psikologi
Kapan pengumuman kelulusan tes TPA/Toefl? Masih sekitar 3 setengah bulan lagi. Karena pengumuman kelulusan masih lama, dari pada nganggur lebih baik cari-cari kerja di jobstreet. Awalnya ada ada temen kasih sharing lowongan kerja sebagai guru les di deket UI. Saya coba lamar jadi guru matematika+bahasa inggris.
Pertama tes  Soal UN yang banyak, berhasil lolos tes pertama. Lalu tes kedua yaitu tes mikro teaching, jadi ngajarin guru lesnya. Karena belum ada persiapan sama sekali masalah mikro teaching dan belum ada pengalaman ngajar, akhirnya saya gagal tes mikro teaching. Pulang dengan muka melas-melas tapi tegar.
Lalu ada pekerjaan di jobstreet, pekerjaan 3d & Graphic Designer. Walaupun basic saya fisika jauh hubunganna dengan 3d designer, tapi punya bisa lah sedikit-sedikit 3d designer. Ada banyak lowongan 3d designer, saya apply pekerjaan di beberapa perusahaan. Besoknya, saya lagi maen PS, ada yang nelpon saya
“siang, apa betul saudara hilman putra, yang melamar di PT.....?”
“ya betul, ada yang bisa saya bantu?”
”Saya liat CV anda, besok bisa datang ke kantor?”
“Oh ya Insya Allah, kalau boleh tau jam berapa? Terus alamatnya dimana?”
“nanti saya WA, ada WA kan?”
“OH ya ada”
Akhirnya besoknya saya datang interview, singkat cerita saya masuk pekerjaan itu. Kerja lembur bagai kuda bangun subuh sampai rumah abis magrib. Walaupun kerja disini bukan tujuan utama saya, tapi saya berusaha komitmen untuk kerja dengan baik.
Tiga bulan terlewat tanpa terasa, akhirnya pengumuman Tes toefl &  TPA keluar jumat sore. Dan alhamdulillah saya lolos Tes Toefl/TPA dan berhak melaju ke tahap selanjutnya, psikotes. Empat hari sebelum psikotes yang saya lakukan adalah,ikut dauroh+pesantren kilat, haha. Kebetulan waktu itu bulan puasa, terus diajak temen SMA pesantren kilat berangkat jumat malem kembali minggu malem. Disana saya banyak-banyak doa di waktu mustajab, misal di waktu menjelang buka puasa, waktu antara adzan dan iqomah, waktu sepertiga malam waktu sholat tahajjud dan perbanyak dzikir sesuai tuntunan hadist shahih, atau yang diajarkan oleh 4 imam besar (mahzab). Imam Syafi’i ,Imam Maliki,Imam Hanafi, Imam Hambali 
Karna menurut saya, tes psikologis ini persiapannya bukan dengan belajar, tapi kesehatan psikis. Saya berfikirnya yang terpenting persiapan EQ,dimana untuk menunjang EQ, harus ada perbaikan SQ. Karena menurut sya EQ berkaitan dengan SQ, cara perbaikan SQ dengan perbanyak berfikir dan merenung.
Walaupun akhirnya, saya belajar-belajar juga cari contoh soal psikotes di internet.

Hari dimana psikotes dimulai, waktu itu abis sahur, subuh, langsung berangkat dari Jakarta timur menuju sentul bogor.sudah sampai sana, saya masuk gedung Unhan kok sepi, saya liat  jadwal ternyata saya masuk gedung yang salah. Ternyata bukan di Unhanya, tapi di gedung BNPB.  Tes waktu itu tes koran, tes pauli, sama tes pernyataan, tes rencana thesis kita, tes seberapa kita serius masuk Unhan  .Tes dimulai jam 8, selesai jam 2 siang. Otak sampai ‘blemek’ waktu itu. Tak terasa bibir sampai kering, dan pecah-pecah, sobek kulitnya sampai keliatan merah-merah darah.  Untung aja dikasih snack abis selesai tes.  Saya makan snacknya dengan lahap. Sebelum itu, saya pulang dulu, tidur, dan tunggu adzan magrib baru makan snacknya .
Tahap 4/4 :Tes Wawancara  
Tes Wawancara waktu itu dilaksanakan habis lebaran. Ada mungkin 1 bulan lebih dari waktu tes psikologi, lupa-lupa juga. Alhamdulillah tes psikologi lolos, dan berhak ke tahap terakhir, tahap wawancara.Kalau tahap ini lolos, maka saya berhak ikut kader intelektual bela negara, lalu selanjutnya ikut perkuliahan sebagai mahasiswa pascasarjana di Unhan.  Berkas yang perlu dipersiapkan yaitu paper bahasa inggris tentang persepsi prodi yang kita pilih yang sudah dibuat untuk memenuhi syarat administrasi.
Ternyata baru sadar betapa parahnya grammar paper yang saya buat. Ternyata belajar toefl mati-matian ada efeknya juga ya.
Saya belajar mengenai, apa itu unhan, apa visi-misinya. Saya cari apa moto Unhann, Terus namanya juga kampus belanegara, saya cari definisi dari belanegara.  Saya list potensi-potensi pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara.
Hari wawancarapun dimulai. Wawancara mengantre, dan saya di urutan sekian. Entah mengapa hari ini lebih tegang dari biasanya. Bukan karena takut nervous di depan pewawancara, tapi lebih karena ini merupakan tes terakhir yang menentukan . Kalau tes ini gagal, rasanya sia-sia perjungan dari November 2017 sampai sejauh ini, Juli 2018. Tekanan itu yang mengganggu pemikiran saya.  Saya buat mindset”tenang, karena nervous tidak akan menyelesaikan masalah”setidaknya sedikit membantu.

Lama menunggu antrean, rasa tegang berubah jadi ngantuk. Wawancara sekian ratus calon mahasiswa dibagi 10  kelas (kalau gak salah). Sebenernya gak terlalu banyak antrian pe kelas, paling jadinya per kelas wawancarain sekian calon maba. Tapi Per orang diwawancara kurang lebih 45 menit.  Kelamaan antreannya, akhirnya saya malah pengen buru-buru diwawancara aja biar langsung pulang tidur. Nunggu dari jam 8, akhirnya dapat antrian  jam 11.55.  Yeah akhirnya diwawancara juga... Eh tapi panitia memutuskan untuk ishoma dulu, mulai lagi jam 13.30.
Akhirnya jam 13.30 tepat waktu saya masuk juga ke kelas wawancara. Pewawancara ada tiga orang.  Pewawancara saya yang pertama itu Laksamana, tepatnya laksamana muda. Dimana laksamana itu setingkat Jendral kalau Angkatan darat, tapi kalau angkatan laut sebutannya laksamana. Kalau angkatan laut di Amerika Serikat itu disebut admiral. Dalam sistem pangkat TNI, Laksamana(Angkatan Laut), Jenderal(Angkatan Darat), dan Marsekal(angkatan udara) itu berada tingkatan tertinggi.
 Pewawancara kedua itu kolonel, beliau sekaligus jadi ketua prodi teknologi penginderaan. Lalu pewawancara ketiga itu anonim namanya, lupa hehe.
Pewawancara pertama, pak Lakasamana miuda, baru masuk ruang interview gak tau apa-apa langsung  diomelin sama beliau. Pembawaan beliau tegas-tegas mengarah ke galak.
Oh ya saya masuk ruangan, bukan nyalamin pewawancara, tapi masuk, terus langsung duduk Pertanyaan diajukan beliau, yang bisa saya tangkap,
“apa ISIS?“
“Apa itu HTI?”
“Apa pengertian dari belanegara?”
“Kalau negara kita diserang oleh asing? Apa reaksi kamu?”
“Kenapa gak pilih s2 di Unsoed aja, atau dimana gitu”
Saya jawab jujur, keras, lantang “Karna di Unhan Gratis Pak”
Ohya beliau ternyta juga Dekan Keamanan Nasional, jadi pertanyaan lebih ke arah adakah indikasi kita ikut organsisasi tersebut?
Dan satu pertannyaan yang paling mencengang,”kamu kuat gak kuliah disini! Nanti kalau tidak lulus/DO, ada pengembalian uang beasiswa”
Dan waktu itu saya jawab dengan tegas dan tepat sasaran tapi tidak lupa senyum,”saya sudah mempersiapkan mental pak disini!:):) Saya bisa lewatin tes administrasi sampai tahap ini, karna bersungguh-sungguh akan kuliah sampai lulus! :) :)”
Masuk ke pewawancara kedua, beliau kolonel angkatan udara sekaligus ketua prodi teknologi penginderaan. Wawancara dengan beliau full dengan bahasa inggris.  Intinya beliau bertanya lebih ke wawasan kita apa itu teknologi penginderaan, beliau juga suruh menjelaskan isi paper yang telah kita buat. Saya menjelaskan argumen-argumen  yang saya buat di paper tersebut, apa itu teknologi penginderaan, mengapa saya memilih teknologi penginderaan, apa sih pemanfaatan teknologi penginderaan pada bidang pertahanan. Saya jelaskan semuanya, tapi dalam bahasa inggris. Karena semua pertanyaan beliau dalam bahasa inggris, jadi ya jawabnya pakai bahasa inggris juga.  Eh tapi gak semua pertanyaan bahasa inggris dari beliau saya jawab dengan bahasa Inggris juga, ada yang saya jawab dengan Bahasa Arab. Waktu itu beliau bilang, “Your English Toefl is quite good”, terus saya jawab dengan bahasa Arab, “Alhamdulillah”.
Lalu pewawancara ketiga, yaitu anonim. Beliau menanyakan lebih ke arah basic saya. Mulai latar belakang keluarga, , terus juga belau bertanya pengalaman organisasi kita, suruh cerita tentang prestasi yang pernah dicapai waktu kuliah s1, pernah sakit terakhir kapan, terakir dirawat kapan,”saya jawab waktu umur 4 tahun, waktu itu DBD”,
Ditanya juga punya penyakit bawaan tidak, saya bilang jujur ,’’Punya pak, asma”
“lah kalau kamu kena dingin gimana? Ntar kan  ada kuliah luar negeri?”
“Iya, saya sudah bisa handle biar tidak asma, saya bisa mencegah itu”
Terus juga ditanya apa yang membedakan Unhan dengan Universitas lainnya. DItanya juga apa moto unhan,dan disuruh jabarkan.
Tak terasa wawancarapun selesai, pak dekan sekaligus Laksamana yang tadinya galak akhirnya bisa tersenyum, lalu seperti biasa penutupan wawancara “Ada pertanyaan?”
Saya bertanya”di Unhan ada UKM gak pak atau organisasi mahasiswa gitu?”
“Ada lah! Masa gak ada. Kamu mau masuk BEM,mau demo!?”
“hehe gak pak, saya gak tertarik masuk BEM,disini ada UKM riset pak”
“Ya Ada! Riset ya pasti ada Universitas Pertahanan masa gak ada! Kamu tau gak tri dharma tinggi?”
Entah lupa-atau bener-bener gak tau, yang jelas plong gak bisa jawab.
Wawancara selesai, keluar ruangan. Belum ada pengumuman lolos tes wawancara, suruh ukur baju, ukuran sepatu,topi  jas almamater. Haha. Semoga aja bukan harapan palsu. Kan gak lucu, udah ukur jas almamater tapi gak diterima.
Saya pun pulang, dengan plong. Postitif thingking aja.
Dan seminggu kemudian, pas lagi maen panahan sama temen. Tiba-tiba ada pesan masuk Instagram dari mahasiswa teknologi penginderaan(angkatan sebelumnya), dulu sebelum wawancara sempet tanya-tanya prospek teknolgi penginderaan. “Hilman, kamu lolos ya, selamat ya”
Saya langsung buka website, dan alhamdulillah ternyata betul-betul diterima.
Udah itu aja cerita singkat saya menuju Unhan. Dan berhak ikut diksar belanegara 1 bulan lamanya. Lalu memulai perkuliahan setelah itu.
Di unhan kita gak bisa sambi dengan kerja, karena full.  Jadi hanya ada 2 kemungkinan, resign atau buat surat izin belajar(buat CPNS) biasanya.
Bagaimana kehidupan di kampus ini? Nanti aja ceritanya, tapi gak janji buat cerita......

Share: